Kamis, 25 Maret 2010

Gunung Gede Pangrango

Gunung Gede

Gunung Gede merupakan tempat paling favorit untuk pendakian dan berkemah. Hampir setiap pekan, ada saja pencinta alam yang mencoba mendaki puncak Gunung Gede setinggi 2.958 meter itu. Puncak-puncaknya dapat terlihat dengan jelas dari Cibodas Kecamatan Pacet.


Disampingnya berdiri sangat kokoh Gunung Pangrango yang bila dilihat dari kejauhan nampak seperti segitiga runcing sedangkan Gunung Gede berbentuk kubah. Kedua gunung yang masuk dalam kawasan Taman Nasional Gunung Gede-Pangrango (TNGP) ini memiliki keindahan alam asli. Di Puncak Gunung Gede terdapat kawah aktif (terakhir meletus pada 1957) serta padang rumput yang ditumbuhi bunga abadi (Edelweis/Anapahlis javanica) yang merupakan daya tarik bagi pendaki. Puncak lainnya yang kerap dikunjungi pendaki gunung adalah Mandalawangi (3.002 m), Sukaratu (2.836 m), dan Gunung Gemuruh (2.928 m).

Disampingnya berdiri sangat kokoh Gunung Pangrango yang bila dilihat dari kejauhan nampak seperti segitiga runcing sedangkan Gunung Gede berbentuk kubah. Kedua gunung yang masuk dalam kawasan Taman Nasional Gunung Gede-Pangrango (TNGP) ini memiliki keindahan alam asli. Di Puncak Gunung Gede terdapat kawah aktif (terakhir meletus pada 1957) serta padang rumput yang ditumbuhi bunga abadi (Edelweis/Anapahlis javanica) yang merupakan daya tarik bagi pendaki. Puncak lainnya yang kerap dikunjungi pendaki gunung adalah Mandalawangi (3.002 m), Sukaratu (2.836 m), dan Gunung Gemuruh (2.928 m).

Puncak Gunung Gede

Pendakian terhadap Gunung Gede dapat dimulai dari Pos Jaga yang terletak di dalam Kebun Raya Cibodas. Melalui hutan tropis yang sangat indah, selama pendakian menuju Pondok Kandang Badak (4 jam) yang sebelumnya melewati pertigaan ke arah Air Terjun Cibeureum (1 jam) akan dijumpai 2-3 pondok, mata air dan air panas. Bila kelelahan, bisa istirahat di Pondok Kandang Badak.

Sementara itu satwa liar yang bisa dijumpai di sepanjang pendakian adalah owa hylobates moloch), surili (Presbitis comata), lutung (Trachypithecus auratus), kera (Macaca fascicularis), macan tutul (Panthera pardus), mencek (Muntiacus muntjak), dan elang jawa (Spizaelus bartelsii).

Sumber: www.gedepangrango.org

Rabu, 24 Maret 2010

Objek Wisata Alam Cianjur

Istana Kepresidenan

Riwayat
Istana Cipanas merupakan salah satu Istana Kepresidenan, terletak di kaki Gunung Gede Jawa Barat, kurang lebih 103 km dari Ibukota Jakarta.

Dibangun pada tahun 1742 oleh Gubernur Jendral Gustaaf William Baron Van Imhoff. Ide pembangunan muncul bermula dari ditemukannya sumber air panas bersuhu 430 Celcius  yang mengandung zat belarang dan dapat menyembuhkan berbagai macam penyakit.

Luas areal kompleks istana ini 26 hektar, dari luas keseluruhan, sampai dengan saat ini hanya sekitar 8000m2 saja yang digunakan untuk bangunan. Selebihnya merupakan padang rumput, taman tanaman hias, dan tanaman keras yang ditata sebagai hutan kecil. Berdasarkan penelitian hasil kerjasama dengan Kebun Raya Cibodas-LIPI, terdapat koleksi tanaman sebanyak 1334 spesimen, 171 spesies, 132 marga dan 61 suku.

Fungsi

Pada masa Pemerintah Belanda Istana Cipanas digunakan untuk tempat peristirahatan para Gubernur Jendral Belanda, antara lain Gustaaf William Baron Van Imhoff, Andreas Cornelis De Graaff, Bonafacius Cornelis De Jonge dan Tjarda Van starkenborgh-Stachouwer.

Pada masa Pemerintah Jepang Istana Cipanas digunakan untuk tempat persinggahan para pembesar Jepang dalam rangka perjalanan dari Jakarta Bandung atau sebaliknya.

Setelah kemerdekaan Indonesia, secara resmi Istana Cipanas ditetapkan sebagai salah satu Istana Kepresidenan Republik Indonesia dan fungsinya tetap digunakan sebagai tempat peristirahatan Presiden atau Wakil Presiden Republik Indonesia beserta keluarganya.

Peristiwa Bersejarah


Walaupun Istana Cipanas pada dasarnya adalah tempat untuk beristirahat, tapi Istana ini pernah juga menjadi tempat peristiwa- peristiwa bersejarah yang berkaitan dengan, politik, ekonomi, dan antar bangsa.

Pada tanggal 13 Desember 1965, Istana Cipanas mencatat peristiwa sejarah dalam perekonomian Indonesia. Ruang sidang gedung induk menjadi saksi mata sebagai tempat Presiden Soekarno memimpin sidang kabinetnya untuk menetapkan perubahan nilai mata uang dari Rp. 1000,- menjadi Rp. 1,- yang dikenal dengan istilah Sanering.

Kegiatan lain yang berkaitan dengan kenegaraan terjadi pada masa Presiden Soeharto, tepatnya pada tanggal 17 April 1993 atas inisiatifnya, Istana ini menjadi tempat pertemuan antar kelompok yang bertikai di Filipina, yaitu antara Pemerintah Filipina dengan kelompok Moro National Liberation Front (MNLF) yang dipimpin oleh Menteri Luar Negeri Ali Alatas.

Pada tanggal 06 Juni 2005, Istana Cipanas menjadi tempat peringatan Hari Lingkungan Hiidup Sedunia, dimana Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menyerahkan Piala Adipura 2005 dan Kalpataru kepada pejabat dan tokoh masyarakat yang dinilai berhasil dalam memelihara dan menyelamatkan lingkungan. Pada kesempatan ini Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menanam pohon jati putih (Gmelina Arborea).
Fasilitas
Fasilitas bangunan yang ada di Istana Cipanas antara lain :
1.       Bangunan induk, yang resmi disebut Gedung Induk.
2.       Bangunan berupa Paviliun, yang diberi nama :
Paviliun Yudistira
Paviliun Bima
Paviliun Arjuna
Paviliun Nakula
Paviliun Sadewa
Paviliun Abimanyu
Paviliun Antasena
Paviliun Tumaritis
3.       Bangunan lainya yaitu :
Rumah Bunga
Kolam Renang
Kolam pancing
Gedung Bentol
Rumah Pemandian Air Panas I dan II
Gedung Kantor
Masjid
Museum dan Perpustakaan

Curug Citambur

Curug ini sangat indah karena merupakan air terjun +/- 40 meter, air yang turun sebagian menjadi uap dan embun sehingga lokasi sekitar curug menjadi sejuk. Terletak di Kecamatan Pagelaran. Jarak dari kota Cianjur 65 Km
Fasilitas yang tersedia di kecamatan Pegelaran, Tangeung dan Cibinong :
1.       Obyek Wisata : 3 buah
2.       Penginapan : 2 buah
3.       Rumah Makan : 8 buah
 
Danau Leuwi Soro
Danau ini airnya bening dan dipenuhi pepohonan yang rindang dan indah. Danau ini sangat cocok untuk rekreasi menghilangkan rasa jenuh. Terletak di kecamatan Pagelara. Jarak dari Kota Cianjur 65 Km. 
Tirta Jangari
Jangari adalah suatu obyek wisata Tirta yang berada pada genangan waduk Cirata yang luas dan indah, terletak di dea Bobojong Kecamatan Mande, Jarak dari Kota Cianjur 17 Km.
Fasilitas yang tersedia di Kecamatan Cikalong Kulon :
1.       Rumah Makan : 7 buah
2.       Pondok Wisata : 1 buah
3.       Pompa BBM : 1 buah
4.       Obyek Wisata : 1 buah 
Pantai Jayanti
Pantai yang indah dan menarik berdampingan dengan Cagar Alam Bojonglarang dan pelabuhan nelayan. Pantai ini masih alami dengan ombak yang indah dan angin bertiup perlahan-lahan menambah nyamannya berekreasi dipantai Jayanti. Terletak di kecamatan Cidaun. Jarak dari Kota Cianjur 139 Km.
Fasilitas Yang tersedia di Kecamatan Cidaun :
1.       Pondok Wisata : 3 buah
2.       Rumah Makan : 3 buah
3.       Obyek Wisata : 4 buah
(Diperbarui Selasa, 2 Februari 2010 )

Candi Borobudur

Siapa tak kenal Candi Borobudur? Candi Budha ini memiliki 1460 relief dan 504 stupa Budha di kompleksnya. Jutaan orang mendamba untuk mengunjungi bangunan yang termasuk dalam World Wonder Heritages ini. Tak mengherankan, sebab secara arsitektural maupun fungsinya sebagai tempat ibadah, Borobudur memang memikat hati.
Borobudur dibangun oleh Raja Samaratungga, salah satu raja kerajaan Mataram Kuno, keturunan Wangsa Syailendra. Berdasarkan prasasti Kayumwungan, seorang Indonesia bernama Hudaya Kandahjaya mengungkapkan bahwa Borobudur adalah sebuah tempat ibadah yang selesai dibangun 26 Mei 824, hampir seratus tahun sejak masa awal dibangun. Nama Borobudur sendiri menurut beberapa orang berarti sebuah gunung yang berteras-teras (budhara), sementara beberapa yang lain mengatakan Borobudur berarti biara yang terletak di tempat tinggi.
Bangunan Borobudur berbentuk punden berundak terdiri dari 10 tingkat. Tingginya 42 meter sebelum direnovasi dan 34,5 meter setelah direnovasi karena tingkat paling bawah digunakan sebagai penahan. Enam tingkat paling bawah berbentuk bujur sangkar dan tiga tingkat di atasnya berbentuk lingkaran dan satu tingkat tertinggi yang berupa stupa Budha yang menghadap ke arah barat. Setiap tingkatan melambangkan tahapan kehidupan manusia. Sesuai mahzab Budha Mahayana, setiap orang yang ingin mencapai tingkat sebagai Budha mesti melalui setiap tingkatan kehidupan tersebut.
Bagian dasar Borobudur, disebut Kamadhatu, melambangkan manusia yang masih terikat nafsu. Empat tingkat di atasnya disebut Rupadhatu melambangkan manusia yang telah dapat membebaskan diri dari nafsu namun masih terikat rupa dan bentuk. Pada tingkat tersebut, patung Budha diletakkan terbuka. Sementara, tiga tingkat di atasnya dimana Budha diletakkan di dalam stupa yang berlubang-lubang disebut Arupadhatu, melambangkan manusia yang telah terbebas dari nafsu, rupa, dan bentuk. Bagian paling atas yang disebut Arupa melambangkan nirwana, tempat Budha bersemayam.
Setiap tingkatan memiliki relief-relief indah yang menunjukkan betapa mahir pembuatnya. Relief itu akan terbaca secara runtut bila anda berjalan searah jarum jam (arah kiri dari pintu masuk candi). Pada reliefnya Borobudur bercerita tentang suatu kisah yang sangat melegenda, yaitu Ramayana. Selain itu, terdapat pula relief yang menggambarkan kondisi masyarakat saat itu. Misalnya, relief tentang aktivitas petani yang mencerminkan tentang kemajuan sistem pertanian saat itu dan relief kapal layar merupakan representasi dari kemajuan pelayaran yang waktu itu berpusat di Bergotta (Semarang).
Keseluruhan relief yang ada di candi Borobudur mencerminkan ajaran sang Budha. Karenanya, candi ini dapat dijadikan media edukasi bagi orang-orang yang ingin mempelajari ajaran Budha. Anda dapat mengelilingi setiap lorong-lorong sempit di Borobudur agar dapat mengerti filosofi agama Budha. Atisha, seorang budhis asal India pada abad ke 10, pernah berkunjung ke candi yang dibangun 3 abad sebelum Angkor Wat di Kamboja dan 4 abad sebelum Katedral Agung di Eropa ini.
Berkat mengunjungi Borobudur dan berbekal naskah ajaran Budha dari Serlingpa (salah satu raja Kerajaan Sriwijaya), Atisha mampu mengembangkan ajaran Budha. Ia menjadi kepala biara Vikramasila dan mengajari orang Tibet tentang cara mempraktekkan Dharma. Enam naskah dari Serlingpa pun diringkas menjadi sebuah inti ajaran disebut "The Lamp for the Path to Enlightenment" atau yang lebih dikenal dengan nama Bodhipathapradipa.
Salah satu pertanyaan yang kini belum terjawab tentang Borobudur adalah bagaimana kondisi sekitar candi ketika dibangun dan mengapa candi itu ditemukan dalam keadaan terkubur. Beberapa mengatakan Borobudur awalnya berdiri dikitari rawa kemudian terpendam karena letusan Merapi. Dasarnya adalah prasasti Kalkutta bertuliskan 'Amawa' berarti lautan susu. Kata itu yang kemudian diartikan sebagai lahar Merapi. Beberapa yang lain mengatakan Borobudur tertimbun lahar dingin Merapi.
Dengan segala kehebatan dan misteri yang ada, wajar bila banyak orang dari segala penjru dunia memasukkan Borobudur sebagai tempat yang harus dikunjungi dalam hidupnya. Selain menikmati candinya, anda juga bisa berkeliling ke desa-desa sekitar Borobudur, seperti Karanganyar dan Wanurejo untuk melihat aktivitas warga membuat kerajinan. Anda juga bisa pergi ke puncak watu Kendil untuk dapat memandang panorama Borobudur dari atas. Tunggu apa lagi? Tak perlu khawatir gempa 27 Mei 2006, karena Borobudur tidak terkena dampaknya sama sekali.

Sumber : yogYes.com

Borobudur (4)
Borobudur (3)
Borobudur (2)

Borobudur (5)

    Sabtu, 20 Maret 2010

    Makanan Khas Sumedang

    Tahu Sumedang

    Makanan Khas ini, merupakan makanan yang paling di unggulkan, disamping dengan Tahu dengan rasa yang khas, dengan perpaduan sambal yang cocok disajikan dalam segala suasana. Makanan Khas ini dapat didapatkan di semua daerah kabupaten sumedang, di mulai dari kios-kios atau pun toko-toko klontong. Bahkan bisa didapatkan di luar daerah sumedang.



    Ubi Cilembu

    Ubi ini sangat manis dan pulen, berbeda dengan ubu kebanyakan. Panganan ini banyak terdapat di sekitar kecamatan Tanjungsari, atau apabila anda datang dari arah Bandung, lokasinya antara Jatinangor dan Cadas Pangeran. Cara penyajian ubi ini berbeda dengan ubi lain yaitu dengan dimasak menggunakan oven.



    Salak Cipondoh

    Buah salak ini banyak terdapat di desa Bongkok kecamatan Congeang dan memiliki ciri dan rasa yang khas. Hampir seluruh masyarakat di desa ini menanamnya karena kebanyakan masyarakat menanam buah ini sebagai mata pencaharian. Buah ini bisa anda temui di daerah Paseh Kabupaten Sumedang, anda bisa mencoba salak Sumedang ini.


    Sawo Citali

    Buah ini banyak terdapat di desa sukatali kecamatan Situraja. Sawo citali juga memiliki kekhasan baik dari rasa, warna dan bentuknya jika dibandingkan dengan buah serupa yang lain. Sawo Citali merupakan bagian dari makanan khas di daerah Sumedang. Hampir seluruh masyarakat di desa ini menanamnya.

    Sate Pisang

    Merupakan pangan hasil olahan dari buah Pisang. Rasanya manis dan legit serta sedikit renyah karena dilapisi tepung di luarnya. Makanan khas ini bisa di temukan didaerah Panyingkiran Kabupaten Sumedang.