Senin, 19 April 2010

Ujung Genteng - Nirwana Pantai Selatan

Nirwana Pantai Selatan sudah semestinya disandingkan dengan Ujung Genteng, adalah salah satu pantai terindah di pesisir selatan pulau jawa yang langsung berhadapan dengan liarnya samudera Hindia. Artikel dan cerita-cerita perjalanan tentang UjungGenteng begitu berserakan di dunia maya, ini membuktikan bahwa kawasan wisata alam pantai selatan Ujung Genteng sudah telah lama dinikmati oleh semua orang. Kompas sebagai salah satu media mainstream telah melakukan ekspedisi pesisir selatan jawa, dan Ujung Genteng menjadi salah satu daya tarik ekspedisi di Selatan sukabumi selain pelabuhan ratu. Cerita ekspedisi tersebut bisa dibaca di catatan ekspedisi kompas, namun begitu banyak yang belum di eksplorasi mengingat banyaknya lokasi menarik dan sempitnya waktu yang digunakan team kompas dalam ekspedisi tersebut. Namun yang menjadi catatan menarik adalah, potensi wisata Ujung Genteng ternyata masih banyak yang belum kenal bagi mayarakat Jakarta, Bandung apalagi kota-kota lain di Indonesia. Jalan yang kurang baik, serta jarak yang cukup jauh dari pusat kota menjadi salah satu alasa yang membuat orangberpikir dua kali menuju daerah tersebut.

Namun, Ujung Genteng tentunya tidak akan mengecewakan para pengunjungnya yang sudah bersusah payah menyempatkan diri berkunjung. Berbagai lokasi yang menarik dan eksotis dengan sendirinya melenyapkan lelah setelah perjalanan menuju lokasi. Ujung Genteng dengan pesisir pantainya yang panjang dan pasir yang begitu putih bersih menjadi wajar dinyatakan ebagai Nirwana Pantai Selatan. Ombak Tujuh yang menjadi primadona peselancar mancanegara karena ombaknya yang berurutan tujuh ombak dan tinggi. Pangumbahan selain terkenal dengan pasirnya yang putih menjadi tujuan para penyu Hijau untuk bertelur, sehingga menjadi daya tarik wisatawan untuk menjadi saksi bagi binatang yang dilindungi ini dalam berkembang biak. Hutan perawan Cikepuh, dengan kondisi yang alami dan masih belum terjamah manusia menambah daya tarik yang penuh misteri. masih banyak cerita menarik tentang wisata Ujung Genteng sebagai salah satu surga dunia di selatan pulau jawa, menunggu kita untuk menyaksikan Keagungan Pencipta untuk menjadi nilai Kekaguman pada-Nya.


Source : http://blog.ujung-genteng.info/blackgerry/2009/10/28/ujung-genteng-nirwana-pantai-selatan/

Kamis, 25 Maret 2010

Cinderamata dari Cianjur

Sanggar Bambu
Aneka kerajinan dibuat dari bambu oleh pengrajin di Kota Cianjur seperti tudung saji, nampan, lampu duduk sangat artistik dan unik. Sanggar bambu ini mendapat penghargaan upakarti tahun 1992.

Lentera Gentur
Lentera Gentur dibuat dari kuningan dan bahan kaca berwarna dengan desain yang artistik merupakan salah satu kerajinan rakyat Cianjur yang sudah terkenal, berlokasi di Kecamatan Warungkondang.

Keramik
Kerajinan keramik berlokasi di Kecamatan Ciranjang pada satu sentra produksi dan satu unit usaha oleh lima orang pengrajin. Ruangan rumah akan bertambah anggun dan artistik bila kerajinan ini dipasang secara serasi.


Sangkar Burung

Sangkar Burung, satu kerajinan yang bernilai ekonomis produktif berlokasi di Kecamatan Karangtengah. Kerajinan Sangkar Burung telah mendapat penghargaan Nasional Upakarti tahun 1994.

Miniatur Kecapi

Kerajinan Miniatur Kecapi terbuat dari logam atau kayu yang dibuat sesuai dengan aslinya.Alat musik ini biasa digunakan untuk mengiringi tembang Cianjuran termasuk berbagai jenis lagu sunda lainnya.

Taman Wisata di Cianjur

Taman Bunga

Ingin menikmati indahnya bunga-bunga yang sedang mekar Silahkan datang ke Taman Bunga Nusantara di daerah Puncak, Bogor. Segala macam Bunga dengan aneka warna dan bentuknya ada di sini. Taman Bunga Nusantara yang jaraknya sekitar 100 km dari Jakarta, atau 90 km dari Bandung, mengoleksi lebih dari 300 varietas bunga dari seluruh dunia.

Anda dapat menyaksikan 10 buah taman bunga yang dibangun secara khusus di atas lahan 23 hektar. Taman-taman tersebut terlihat asri dan tradisional. Tumbuh-tumbuhan asal mancanegara mendominasi ke 10 tanam tersebut. Ini terlihat dari koleksi bunga-bunga yang tumbuh di taman tersebut.

Taman Bunga Nusantara yang luas totalnya 35 hektar terletak di sisi jalur menuju Puncak, Bogor, tepatnya di Desa Kawung Luwuk, Kecamatan Sukaresmi (Cipanas), Kabupaten Cianjur.
Selain taman bunga yang luasnya 23 hektar, ada teman rekreasi, restoran, parkir, dan lain-lain.

Bentuk dan warna adalah perpaduan yang menjadi ciri khas Taman Mawar. Warna-warni bunga mawar dari berbagai jenis menampakkan keindahan di taman ini. Jenis Hybrid Tea Roses yang berasal dari Amerika dan Australia keunikan lainnya adalah nama dari mawar-mawar tersebut diambil dari orang-orang populer seperti Dolly parton, Bing Crosby, John F. Kennedy, disco, White Lightening, dan lainnya.

Taman Cibodas

Seandainya masih ada sorga di muka bumi ini, maka Cibidoas pastilah merupakan sebagian dari sorga itu. Begitulah gambaran kekaguman seorang ahli fisiologi tumbuhan Dr. F.W. Went tentang keindangan Kebun Raya Cibodas.

Dr. F.W. Went mungkin benar. Karena bila kita datang langsung ke Kebun Raya Cibodas, tak terbayangkan keindahannya. Pepohonan dan tetumbuhan nan hijau terhampar sepanjang mata memandang.

Kebun Raya yang luasnya 80 hektar yang terletak di kaki Gunung Gede-Pangrango ini sudah lama dikenal sebagai obyek wisata yang sangat menarik. Bahkan, ada yang memberikan julukan Taman Firdaus di Asia.

Keindahan Kebun Raya Cibodas didukung oleh koleksi pepohonannya.
Di sini tersimpan koleksi ratusan pepohonan baik yang tua maupun pepohonan muda. Tercatat 5.831 contoh tanaman dari 1.206 jenis hidup disini.

Kebun Raya Cibodas yang merupakan pintu gerbang bagi para pendaki gunung yang ingin mendaki Gunung Gede dikunjungi tidak kurang dari 400.000 orang. Beberapa lokasi yang diminati pengunjung antara lain rumah kaca (green house), Jalan Araucaria (auracarua Avenue), Air Terjun Cibodas dan lokasi lanskap beserta kolam air mancur.

Di rumah kaca yang berisi kaktus, Anda bisa melihat anggrek dan tanaman langka yang beraneka ragam. Ada hampir 4.000 contoh tanaman dari 350 jenis kaktus 360 jenis anggrek tersimpan di rumah kaca ini.

Sebagai obyek wisata alam, Kebun Raya Cibodas, akan memanjakan. Anda beserta keluarga dengan keindahan alamnya. Udara sejuk, angin sepoi-sepoi dan kicauan burung akan membawa Anda ke alam khayalan yang tak terbayangkan sebelumnya.

Gemericik air mancur yang keluar dengan derasnya akan menyambut pengunjung begitu melewati pintu gerbang Kebun Raya Cibodas. Puluhan ikan mas besar-besar yang menghuni kolam tepat di seberang pintu gerbang, seakan mengajak Anda untuk menikmati Kebun Raya Cibodas sepuas-puasnya.

Untuk menjelajahi seluruh isi Kebun Raya Cibodas, berjalan kaki akan lebih menyenangkan. Namun, mengingat konturnya yang naik-turun, sebaliknya berkendaraan. Kecuali jika fisik Anda kuat.

Selain menyuguhkan pepohonan nan hijau, di bagian belakang kebun di Anda dapat melihat sungai yang airnya jernih.
Karena membelah jalan, Anda harus melintasi sungai yang penuh dengan bebatuan ini. Sungai ini terletak di ketinggian, sehingga bila Anda memandang pemandangan sekitar, serasa akan berada di puncak gunung. Di sekitar sungai ini, jika kebetulan, Anda dapat bertemu dengan kera bahkan babi hutan.

Kebun Raya Cibodas terletak di desa Rarahan, Cimacan, Cianjur. Jaraknya sekitar 85 km dari Jakarta. Atau, sekitar 90 menit perjalnaan melalui jalan raya Bogor-Puncak-Cianjur. Dari pinggir jalan raya kita masih harus berjalan atau menaiki kendaraan kurang lebih 4 km lagi untuk tiba di sana. Kebun yang letaknya di ketinggian 1.500 m ini berhawa sejuk, 18 derajat celcius.

Konon, pembukaan Kebun Raya Cibodas terkait dengan sejarah masuknya kina di Indonesia. Pada awalnya, ahli botani Belanda Johannes Elias Teysmann menyiapkan lahan yang kini Kebun Raya Cibodas itu untuk perkebunan kina. Tapi tanah di Cibodas tidak cocok untuk pohon kina.

Bibit pohon kina yang dibawa dari negeri Belanda tiba di Batavia pada 11 April 1852 yang dijadikan hari lahirnya Kebun Raya Cibodas.

Objek Wista Budaya Cianjur

Mesjid Agung

Mesjid Agung Cianjur yang megah terletak di pusat Kota Cianjur yang dibangun pertama kali tahun 1810 M. oleh penduduk Cianjur yang tidak tercatat namanya. Dibangun di atas tanah wakaf Ny. Raden Bodedar binti Kangjeng Dalem Sabiruddin, Bupati Cianjur ke - 4.

Luas Mesjid semula 400 meter. yang berkembang menjadi 2500 meter dan mengalami beberapa perbaikan sampai terakhir yang sangat besar yang ketujuh kali dari tahun 1993 sampai tahun 2000 atau kurang lebih tujuh tahun dengan biaya sekitar Rp. 10 Miliar. Design dan stylasinya memadukan gaya dan ciri khas mesjid tempo dulu dengan gaya arsitektur modern dan dapat menampung sekitar 4000 jemaah. 




Situs Gunung Padang


Situs Gunung Padang di Kampung Gunung Padang dan Kampung Panggulan, Desa Karyamukti Kecamatan Campaka, Cianjur, merupakan situs megalitik berbentuk punden berundak yang terbesar di Asia Tenggara. Ini mengingat luas bangunan purbakalanya sekitar 900 m2 dengan luas areal situs sendiri kurang lebih sekitar 3 ha.


Keberadaan situs ini peratama kali muncul dalam laporan Rapporten van de oudheid-kundigen Dienst (ROD), tahun 1914, selanjutnya dilaporkan NJ Krom tahun 1949. pada tahun 1979 aparat terkait dalam hal pembinaan dan penelitian bend cagar budaya yaitu penilik kebudayaan setempat disusul oleh ditlinbinjarah dan Pulit Arkenas melakukan peninjauan ke lokasi situs. Sejak saat itu upaya penelitian terhadap situs Gunung Padang mulai dilakukan baik dari sudut arkeologis, historis, geologis dan lainnya.

Bentuk bangunan punden berundaknya mencerminkan tradisi megalitik (mega berarti besar dan lithos artinya batu) seperti banyak dijumpai di beberapa daerah di Jawa Barat. Situs Gunung Padang yang terletak 50 kilometer dari Cianjur konon merupakan situs megalitik paling besar di Asia Tenggara. Di kalangan masyarakat setempat, situs tersebut dipercaya sebagai bukti upaya Prabu Siliwangi membangun istana dalam semalam.
Dibantu oleh pasukannya, ia berusaha mengumpulkan balok-balok batu yang hanya terdapat di daerah itu. Namun, malam rupanya lebih cepat berlalu. Di ufuk timur semburat fajar telah menggagalkan usaha kerasnya, maka derah itu kemudian ia tinggalkan. Batu-batunya ia biarkan berserakan di atas bukit yang kini dinamakan Gunung Padang. Padang artinya terang.

Punden berundak Gunung Padang, dibangun dengan batuan vulkanik masif yang berbentuk persegi panjang.

Bangunannya terdiri dari lima teras dengan ukuran berbeda-beda. Batu-batu itu sama sekali belum mengalami sentuhan tangan manusia dalam arti, belum dikerjakan atau dibentuk oleh tangan manusia.

Balok-balok batu yang jumlahya sangat banyak itu tersebar hampir menutupi bagian puncak Gunung Padang. Penduduk setempat menjuluki beberapa batu yang terletak di teras-teras itu dengan nama-nama berbau Islam. Misalnya ada yang disebut meja Kiai Giling Pangancingan, Kursi Eyang Bonang, Jojodog atau tempat duduk Eyang Swasana, sandaran batu Syeh Suhaedin alias Syeh Abdul Rusman, tangga Eyang Syeh Marzuki, dan batu Syeh Abdul Fukor.


(Diperbarui Rabu, 10 Maret 2010 )