Cikal bakal dari kebun binatang Bandung adalah didirikannya sebuah kebun binatang di daerah Cimindi oleh Bupati Martanagara pada awal abad 20. Lalu beberapa orang Belanda penyayang binatang pun ikut mendirikan taman satwa di daerah Dago atas.
Karena makin lama makin banyak satwa penghuni kedua kebun binatang tersebut, maka timbul kesulitan dalam pengelolaannya, terutama dalam masalah dana.
Maka akhirnya diambil keputusan untuk menggabungkan kedua kebun binatang tersebut pada satu lokasi yaitu di sebuah lahan di daerah Taman Sari sebelah barat kampus ITB sekarang.
Dr. W. Treffers, ditunjuk sebagai perencanan dan perancang kebun binatang kota Bandung, sekaligus sebagai direktur utamanya. Pada tahun 1933 akhirnya seluruh kompleks kebun binatan di Taman Sari ini sudah selesai dibangun.
Konsep yang diambil dalam perancangan kebun binatang ini adalah "Mini Botanical Garden”, karena pada saat itu lembah Cikapundung itu memiliki berbagai macam pepohonan dan tumbuhtumbuhan, serta didukung oleh panorama yang indah dan asri.
Pada masa sebelum perang, kebun Binatang ini merupakan salah satu tujuan rekreasi utama dari segala lapisan masyarakat kota Bandung. Koleksi dari kebun binatang ini pun cukup lengkap dan merupakan kebun binatang yang paling terawat dengan bail dari seluruh pulau Jawa. Tetapi sayang pada saat penduduk Jepang, kebun binatang ini terbengkalai tidak terurus, sehingga turun pamornya.
Setelah kemerdekaawnRI, keada6'n kebun binatang Bandung ini tidak lebih baik dan tidak mengalami kemajuan, bahkan lebih buruk daripada sebelum jaman perang. Koleksi hewan tidak bertambah, sedangkan hewan-hewan yang ada kekurangan makan dan tidak terawat.
Meskipun memiliki banyak kendala, tetapi kepemimpinan Ema Bratakusumah serta pengurus lainnya, kebun binatang Bandung ini dapat terus hidup. Walaupun pendapatan dari karcis masuk tidak bisa menutupi biaya pengelolaan. Hingga saat ini, terutama pada hari minggu dan hari libur besar, kebun binatang bandung ini masih merupakan salah satu tujuan rekreasi dan wisata, terutama bagi keluarga dan anak-anak.
0 komentar:
Posting Komentar