Istana Kepresidenan
Riwayat
Dibangun pada tahun 1742 oleh Gubernur Jendral Gustaaf William Baron Van Imhoff. Ide pembangunan muncul bermula dari ditemukannya sumber air panas bersuhu 430 Celcius yang mengandung zat belarang dan dapat menyembuhkan berbagai macam penyakit.
Luas areal kompleks istana ini 26 hektar, dari luas keseluruhan, sampai dengan saat ini hanya sekitar 8000m2 saja yang digunakan untuk bangunan. Selebihnya merupakan padang rumput, taman tanaman hias, dan tanaman keras yang ditata sebagai hutan kecil. Berdasarkan penelitian hasil kerjasama dengan Kebun Raya Cibodas-LIPI, terdapat koleksi tanaman sebanyak 1334 spesimen, 171 spesies, 132 marga dan 61 suku.
Fungsi
Pada masa Pemerintah Belanda Istana Cipanas digunakan untuk tempat peristirahatan para Gubernur Jendral Belanda, antara lain Gustaaf William Baron Van Imhoff, Andreas Cornelis De Graaff, Bonafacius Cornelis De Jonge dan Tjarda Van starkenborgh-Stachouwer.
Pada masa Pemerintah Jepang Istana Cipanas digunakan untuk tempat persinggahan para pembesar Jepang dalam rangka perjalanan dari Jakarta Bandung atau sebaliknya.
Setelah kemerdekaan Indonesia, secara resmi Istana Cipanas ditetapkan sebagai salah satu Istana Kepresidenan Republik Indonesia dan fungsinya tetap digunakan sebagai tempat peristirahatan Presiden atau Wakil Presiden Republik Indonesia beserta keluarganya.
Peristiwa Bersejarah
Walaupun Istana Cipanas pada dasarnya adalah tempat untuk beristirahat, tapi Istana ini pernah juga menjadi tempat peristiwa- peristiwa bersejarah yang berkaitan dengan, politik, ekonomi, dan antar bangsa.
Pada tanggal 13 Desember 1965, Istana Cipanas mencatat peristiwa sejarah dalam perekonomian Indonesia. Ruang sidang gedung induk menjadi saksi mata sebagai tempat Presiden Soekarno memimpin sidang kabinetnya untuk menetapkan perubahan nilai mata uang dari Rp. 1000,- menjadi Rp. 1,- yang dikenal dengan istilah Sanering.
Kegiatan lain yang berkaitan dengan kenegaraan terjadi pada masa Presiden Soeharto, tepatnya pada tanggal 17 April 1993 atas inisiatifnya, Istana ini menjadi tempat pertemuan antar kelompok yang bertikai di Filipina, yaitu antara Pemerintah Filipina dengan kelompok Moro National Liberation Front (MNLF) yang dipimpin oleh Menteri Luar Negeri Ali Alatas.
Pada tanggal 06 Juni 2005, Istana Cipanas menjadi tempat peringatan Hari Lingkungan Hiidup Sedunia, dimana Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menyerahkan Piala Adipura 2005 dan Kalpataru kepada pejabat dan tokoh masyarakat yang dinilai berhasil dalam memelihara dan menyelamatkan lingkungan. Pada kesempatan ini Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menanam pohon jati putih (Gmelina Arborea).
Fasilitas
Fasilitas
bangunan yang ada di Istana Cipanas antara lain :
1. Bangunan induk,
yang resmi disebut Gedung Induk.
2. Bangunan berupa
Paviliun, yang diberi nama :
Paviliun
Yudistira
Paviliun Bima
Paviliun Arjuna
Paviliun Nakula
Paviliun Sadewa
Paviliun
Abimanyu
Paviliun
Antasena
Paviliun
Tumaritis
3. Bangunan lainya
yaitu :
Rumah Bunga
Kolam Renang
Kolam pancing
Gedung Bentol
Rumah Pemandian
Air Panas I dan II
Gedung Kantor
Masjid
Museum
dan Perpustakaan
Curug
Citambur
Curug ini sangat indah
karena merupakan air terjun +/- 40 meter, air yang turun sebagian
menjadi uap dan embun sehingga lokasi sekitar curug menjadi sejuk.
Terletak di Kecamatan Pagelaran. Jarak dari kota Cianjur 65 Km
Fasilitas yang tersedia di
kecamatan Pegelaran, Tangeung dan Cibinong :
1. Obyek Wisata : 3 buah
2. Penginapan : 2 buah
3. Rumah Makan : 8 buah
Danau Leuwi Soro
Danau ini airnya bening dan
dipenuhi pepohonan yang rindang dan indah. Danau ini sangat cocok untuk
rekreasi menghilangkan rasa jenuh. Terletak di kecamatan Pagelara.
Jarak dari Kota Cianjur 65 Km.
Tirta Jangari
Jangari
adalah suatu obyek wisata Tirta yang berada pada genangan waduk Cirata
yang luas dan indah, terletak di dea Bobojong Kecamatan Mande, Jarak
dari Kota Cianjur 17 Km.
Fasilitas yang tersedia di Kecamatan Cikalong Kulon :
1. Rumah Makan : 7 buah
2. Pondok Wisata : 1 buah
3. Pompa BBM : 1 buah
4. Obyek Wisata : 1 buah
Pantai Jayanti
Pantai yang indah
dan menarik berdampingan dengan Cagar Alam Bojonglarang dan pelabuhan
nelayan. Pantai
ini masih alami dengan ombak yang indah dan angin bertiup
perlahan-lahan menambah nyamannya berekreasi dipantai Jayanti. Terletak
di kecamatan Cidaun. Jarak dari Kota Cianjur 139 Km.
Fasilitas Yang tersedia di
Kecamatan Cidaun :
1. Pondok Wisata : 3 buah
2. Rumah Makan : 3 buah
3. Obyek Wisata : 4 buah
(Diperbarui
Selasa, 2 Februari 2010
)
0 komentar:
Posting Komentar